Selasa, 06 Mei 2014

BAB V TRANSLASI MATA UANG ASING

BAB V 

TRANSLASI MATA UANG ASING

KETENTUAN AKUNTANSI UNTUK BISNIS INTERNASIONAL
Standar akuntnsi bisnis luar negeri serta transaksi pertukaran dalam mata uang asing dimulai pada tahun 1939 telah dikeluarkannya Accounting Research Buletin (ARB). Kemudian diperbarui dengan ARB no 43 tahun 1943. diIndonesia , ketentuan akuntansi untuk bisnis internasional diawali dengan dikeluarkannya PSAK no 10 dan 11 tahun 1994 yang menjelaskan standar yang digunakan oleh perusahaan dalam mencatat transaksi mata uang asing dan menjabarkan laporan keuangan mata uang asing.
1. Pernyataan Standart Akuntansi Keuangan Dalam PSAK no 10 dinyatakan bahwa :
 Perusahaan dapat melakukan aktifitas yang menyangkut valuta asing ( Foreign Activities) dalam dua cara, melakukan transaksi dalam mata uang asing atau memiliki kegiatan usaha luar negeri ( Foreign Ooperation ). Dalam PSAK no 10 diberikan beberapa definisi yang terkait dengan kegiatan bisnis internasional antara lain:
a. kegiatan usaha luar negeri ( foreign operation ) adalah perusahaan anak (subsidiary), perusahaan assosiasi, usaha patungan ,atau cabang perusahaan pelapor, yang aktifitasnya dilaksanakan disuatu Negara diluar Negara perusahaan pelapor.
b. entitas asing adalah suatu kegiatan usaha luar negeri, yang aktifitasnya bukan merupakan suatu bagian integral dari perusahaan pelapor.
c. pos moneter adalah kas dan setara kas, aktiva dan kewajiban yang akan diterima atau dibayar yang jumlahnya pasti atau dapat ditentukan.
d. nilai wajar adalah suatu jumlah yang dapat digunakan sebagai dasar pertukaran aktiva atau penyelaesaian kewajiban antara pihak yang paham dan berkeinginan untuk melakukan transaksi yang wajar.
2. Pendekatan Penjabaran Laporan Keuangan
Beberapa pendekatan penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing ke dalam mata uang domestik, meliputi ;
a. Metode Lancar-Tak lancer, yang menjabarkan akun-akun lancar pada kurs sekarang serta akun-akun tidak lancar pada kurs histories.
b. Metode Moneter-Non moneter, yang mengubah aktiva dan kewajiban moneter pada kurs sekarang serta aktiva dan kewajiban non moneter pada kurs histories.
c. Metode Temporal, yang mengubah aktiva dan kewajiban yang dinilai dengan prinsip akuntansi yang sama. Metode Kurs Sekarang, yang menjabarkan seluruh aktliva dan kewajiban pada kurs sekarang.
TUJUAN PENJABARAN DAN KONSEP MATA UANG FUNGSIONAL
Tujuan penjabaran laporan keuangan adalah sebagai berikut:
1. Menyajikan informasi secara umum sejalan dengan efek ekonomis yang diharapkan dari perubahan kurs pada ekuitas dan arus kas perusahaan.
2. Menggambarkan dalam laporan konsolidasi aktivitas financial serta hubungan dari masing-masing entitas terkonsolidasi sebagaimana dinilai dalam mata uang fungsional agar bias sejalan dengan prinsip akntansi yang berlaku umum.
Konsep mata uang fungsional Mata uang fungsional adalah mata uang yang digunakan dalam wilayah operasi utama perusahaan, mata uang dimana perusahaan tersebut menghasilkan serta membelanjakan uang kas mereka. Syarat suatu mata uang dapat menjadi mata uang fungsional adalah sebagai berikut:
a. Harga jual Jika harga jual produk dari suatu entitas luar negeri lebih banyak ditentukan oleh persauingan ditingkat local atau regulasi pemerintah local, maka mata uang local dari entita luar negeri tersebut dapat dipakai mata uang fungsional. Pasar penjualan Jika pasar penjualan berada seluruhnya dinegara perusahaan induk maka mata uang Negara perusahaan induk tersebut dapat digunakan sebagai mata uang fungsional.
b. Pengeluaran Pengeluaran perusahaan seperti upah pekerja serta biaya material yang merupakan biaya local dapat membenarkan dijadikannya mata uang local dari entitas luar negeri sebagai mata uang fungsional.
c. Pendanaan Ditentukan oleh mata uang local dari entitas luar negeri, serta jika dana yang dihasilkan dalam operasi perusahaan cukup untuk melunasi hutang, baik hutang saat ini maupun untuk masa yang akan datang. Maka mata uang local dari entitas luar negeri dapat dijadikan mata uang fungfsional.
d. Perjanjian serta transaksi antar perusahaan dalam volume yang besar
.
DEFINISI DAN KONSEP PERTUKARAN DALAM MATA UANG ASING
Kurs adalah nisbha/ rasio antara satu unit mata uang dengan jumlah mata uang lain yang setara degan mata uang tersebut pada suatu waktu. Kurs yang digunakan dalam akuntansi untuk transaksi luar negeri selain kontrak berjangka adalah sebagai berikut:
1. Kurs spot (spot Rate) yaitu kurs tunai yang berlaku pada saat transaksi.
2. Kurs sekarang (current Rate) adalah kurs dimana satu unit mata uang dapat dipertukarkan dengan mata uang lain pada tanggal neraca atau pada tanggal transaksi.
3. Kurs Historis adalah kurs yang berlaku pada tanggal tertentu terjadinya transaksi.
4. Kurs penutup (closing Rate) adalah nilai tukar spot pada tanggal neraca. Kurs spot merupakan cerminan nilai pasar, sementara kurs sekarang dan kurs historis merupakan terminasi akuntansi. Kurs sekarang untuk transaksi mata uang asing adalah kurs spot sebagai akibat penyesuaian langsung atas jumlah yang dinyatakan dalam mata uang asing pada tanggal transaksi. Kurs historis adalah kurs spot yang mengacu pada tanggal kejadian atau trasaksi tertentu.Kurs spot, kurs sekarang maupun kurs historis dapat merupakan kurs tetap atau mengambang, tergantung pada mata uang tertentu yang dilibatkan.
 a. Kurs mengambang, tetap dan berganda
Kurs mengambang atau kurs bebas adalah nilai mata uang yang dipengaruhi oleh daya beli dipasar dunia (permintaan dan penawaran serta factor-faktor lain dalam pasar uang dunia). Kurs tetap atau kurs resmi adalah nilai mata uang yang ditetapkan oleh pemerintah dan tidak dipengaruhi perubahan dipasar dunia. Kurs berganda terjadi jika pemerintah untuk tujuan tertentu menetapkan kurs yang berbeda untuk transaksi yang berbeda.
b. Perhitungan kurs
Tujuan dari suatu mata uang adalah menyediakan suatu standar nilai, alat pertukaran serta unit pengukuran. Pertukaran matta uang asing dapat dilakukan dalam dua cara:
1. Perhitungan langsung yaitu menbandingkan mata uang domestic dengan mata uang asing ( dinyatakan dalam rupiah).
2. Perhitungan tidak langsung yaitu membandingkan mata uang asing dengan mata uang domestic (dinyatakan dalam mata uang asing).
TRANSAKSI MATA UANG ASING SELAIN KONTRAK BERJANGKA
Transaksi yang terjadi dalam sautu Negara merupakan transaksi lokal yang dinilai dan dicatat dalam mata uang Negara tersebut. Transaksi luar negeri adalah trasaksi yang terjadi antar luar Negara atau antar perusahaan dari Negara yang berbeda. Transaksi mata uang asing adalah trasaksi dimana nilai tukarnya dinyatakan dalam mata uang selain dari mata uang fungsional suatu entitas. Jadi, sebuah transaksi luar negeri tidak otomatis merupakan transaksi mata uang asing.
1. Ketentuan dalam PSAK Ketentuan yang tercantum dalam PSAK no 10 hanya diterapkan dalam trasaksi mata uang asing dan untuk laporan keuangan mata uang luar negeri untuk trasaksi mata uang asing selain kontrak berjangka, maka:
a. Pada tanggal transaksi diakui, setiap aktiva, kewajiban, penerimaan, pengeluaran , keuntungan dan kerugian yang timbul dari transaksi tersebut harus dinilai dan dicatat dalam mata uang fungsional dari entitas yang melakukan pencatatan dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut.
b. Pada setiap tanggal neraca, sdaldo yang tercatat dalam mata uang selain mata uang fungsional dari entitas yang melakukan pencatatan harus disesuaikan untuk mencerminkan kurs sekarang.
c. Pos aktiva dan kewajiban moneter dalam matya uang asing dilaporkan kedalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tanggal neraca. Apabila terdapat kesulitan dalam menentukan kurs tanggal neraca, maka dapat digunakan kurs tengah Bank Indonesia.
d. Pos non moneter tidak boleh dilaporkan dengan menggunakan kurs tanggal neraca tetapi tetap harus dilaporkan dengan kurs tanggal transaksi.
e. Pos non moneter yang dinilai dengan nilai wajar dalam mata uang asing harus dilaporkan dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat nilai tersebut ditentukan.
2. Penjabaran pada Kurs Spot Syarat utama bagi transaksi mata uang asing adalah membuat transaksi tersebut adalah bahwa transaksi tersebut dijabarkan dalam mata uang domestik pada kurs spot yang terjadi pada tanggal tersebut. Unit pengukuran berubah dari mata uang asing ke mata uang fungsional. PSAK no 10 menyatakan:“keuntungan dan kerugian akibat translasi harus dinyatakan dalam perhitungan laba rugi periode dimana kurs mengalami perubahan. Bila timbulnya dan penyelesaian transdaksi berada dalam suatu priode transaksi yang sama maka seluruh selisih kurs diakui pada priode kurs. Namun jika timbulnya dan diselesaikannya suatu transaksi berada dalam beberapa priode akuntansi, maka selisih kurs harus diakui untuk setiap periode dengan memperhitungkan kurs untuk masing-masing priode”. Kerugian akibat pertukaran mata uang asing hanya terjadi jika tagihan dalam mata uang asing dan kerugian terjadi pada saat pencatatan pembayaran bukan pada pencatatan transaksi pertama.
KONTRAK FORWARD MATA UANG DAN PERJANJIAN LAINNYA
Operasi hedging adalah kontrak penjualan atau pembelian mata uang asing untuk menghindari resiko memegang hutang dan piutang dalam mata uang asing. Untuk menghindari resiko fluktuasi nilai mata uang asing, ada satu cara yang sering digunakan adalah kontrak berjangka. Dalam FASB no 52 disebutkan bahwa kontrak berjangka adalah perjanjian untuk melakukan pertukaran mata uang yang berbeda pada satu waktu tertentu dimasa yang akan datang dan pada kurs tertentu yang disepakati (forwad rate). PSAK no 10 menyatakan bahwa transaksi valuta berjangka adalah transaksi pertukaran dua valut asing melalui pembelian tunai dengan penjualan kembali secara berjangka. Empat situasi dimana kontrak berjangka ini digunakan adalah sebagai berikut:
a. Spekulasi
Bertujuan untuk berspekulasi dalam perubahan kurs, Keuntungan dan kerugian pertukaran diakui langsung setiap terjadi perubahan kurs forward ( kurs tertentu yang disepakati padca masa yang akan datang oleh perusahaan yang melakukan hedging dengan pialang ), Efek pendapatan sama dengan kerugian dan keuntungan pertukarfan yhang diakui
b. Hedging atas posisi aktiva atau kewajiban bersih
Bertujuan untuk mengimbangi eksposur posisi aktiva atau kewajiban berfsih yang ada. Keuntungabn dan kerugian pertukaran diakui langsung namun diimbangi oleh keuntungan serta kerugian yang bersesuaian pada posisi aktiva dcan kewajiban bersih. Premium dan diskon atas kontrak berjangka diamortisasi sebagai pendapatan sepanjang masa kontrak berjangka. Efek pendapatan sama dengan amortisasi dari premium atau diskon ( saling offset keuntungan dan kerugian )
c. Hedging atas komitmen yang dapat didentufikasi.
Hedging dicapat diidentifikasi jika dianggap efektif dan mata uang tersebut tetap/tidak berubah. Bertujuan untuk mengimbangi exposure pembelian atau penjujalan yang akan direalisasikan pada masa yang akan datang,dacn mengunci harga dari kontrak yang ada dalam mata uang domestic. Keuntungan dan kerugian pertukaran ditangguhkan sampai komitmen direalisasikan menjadi transaksi selanjutnya keuntungan dan kerugian yang ditangguhkan tadi diperlakukan sebagai penyesuaian terhadcap harga transaksi. Pilihan premium dan diskon dapat langsung diamortisasi sebagai pendapatan atau ditangguhkan dan diperlakukan sebagai penyesuaian terhadap harga transaksi.
d. Hedging atas investasi bersih dalam entitas luar negeri.
Bertujuan untuk mengimbangi exposure investasi bersih yang ada dalam sebuah entitas luar negeri Keuntungan dan kerugian pertukarfan diakui sebagai penyesujaian ekuitas dcan akan mengimbangi pennyesuaian ekuitas yang dicatat dalam investasi bersih.
PERBEDAAN TRANSLASI DAN KONVERSI ANTAR MATA UANG ASING
Translasi mata uang asing adalah Proses penyajian ulang informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya. Sedangkan konversi antar mata uang asing adalah pertukaran dari satu mata uang ke mata uang lain secara fisik. Perbedaannya adalah, Translasi hanyalah perubahan satuan unit moneter, misalnya pada sebuah necara yang dinyatakan dalam pound Inggris disajikan ulang ke dalam nilai ekuivalen dolar AS. Tidak ada pertukaran fisik yang terjadi, dan tidak ada transaksi terkait yang terjadi. Sedangkan konversi, memungkinkan adanya pertukaran fisik yang terjadi dan ada transaksi terkait yang terjadi.
ISTILAH DALAM TRANSLASI MATA UANG ASING
1. Konversi, merupakan pertukaran suatu mata uang ke dalam mata uang lain.
2. Kurs kini, merupakan nilai tukar yang berlaku pada tanggal laporang keuangan yang relevan.
3. Posisi aktiva bersih yang beresiko, merupakan kelebihan aktiva yang diukur dalam atau berdenominasi dalam mata uang asing dan di translasikan dengan menggunakan kurs kini dari kewajiban yang diukur atau berdenominasi dalam mata uang asing dan ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini.
4. Kontrak pertukaran forward,merupakan suatu perjanjian untuk mempertukarkan mata uang dari Negara yang berbeda dengan menggunakan kurs tertentu (kurs forward) pada tanggal tertentu di masa depan.
5. Mata uang fungsional, merupakan mata uang utama yang digunakan oleh suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan usaha. Biasanya mata uang tersebut adalah mata uang Negara dimana perusahaan itu berlokasi.
6. Kurs histories, merupakan kurs nilai mata uang asing yang digunakan pada saat suatu aktiva atau kewajiban dalam mata uang asing dibeli atau terjadi.
7. Mata uang pelaporan, merupakan mata uang yang digunakan perusahaan dalam menyusun laporan keuangan.
8. Kurs spot, merupakan nilai tukar untuk pertukaran mata uang dalam waktu segera.
9. Penyesuaian translasi, merupakan penyesuaian yang timbul dari proses translasi laporan keuangan dari mata uang fungsional suatu perusahaan menjadi mata uang pelaporannya.
Daftar istilah translasi mata uang asing yang diadaptasi dari PSAK (SFAS) no.52, 1981.
1. Atribut, karakteristik kuantitatif suatu pos yang diukur untuk keperluan akuntansi. Contoh, biaya histories dan biaya penggantian yang merupakan atribut suatu aktiva.
2. Konversi, pertukatan suatu mata uang ke dalam mata uang lain.
3. Kurs kini, nilai tukar yang berlaku pada tanggal laporan keuangan yang relevan.
4. Diskonto, ketika tingkat pertukaran yang berikutnya lebih rendah daripada tingkat yang berlaku sekarang.
5. Posisi aktiva bersih yang beresiko, kelebihan aktiva yang diukur dalam atau berdenominasi dalam mata uang asing dan ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini dari kewajiban yang diukur atau berdenominasi dalam mata uang asing dan ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini.
6. Mata uang asing, suatu mata uang selain mata uang yang digunakan oleh suatu Negara, mata uang selain mata uang pelaporan yang digunakan oleh perusahaan.
7. Laporan keuangan dalam mata uang asing, laporan keuangan yang menggunakan mata uang asing sebagai unit pengukuran.
8. Transaksi mata uang asing, transaksi (yaitu penjualan atau pembelian barang atau jasa, atau utang pinjaman atau piutang usaha) dengan syarat-syarat yang dinyatakan dalam mata uang selain mata uang fungsional perusahaan.
9. Translasi mata uang asing, proses untuk menyatakan jumlah-jumlah yang berdenominasi atau diukur dalam suatu mata uang ke dalam mata uang yang lain dengan menggunakan kurs nilai tukar diantara dua mata uang tersebut.
10. Operasi luar negri, suatu operasi yang menghasilkan laporan keuangan yang (1) dikombinasikan atau dikonsolidasikan atau diperhitungkan berdasarkan metode ekuitas dalam laporan keuangan perusahaan pelapor dan (2) disusun dalam mata uang asing selain mata uang pelaporan perusahaan pelapor.
11. Kontak pertukaran forward, suatu perjanjian untuk mempertukarkan mata uang dari Negara yang berbeda dengan menggunakan kurs tertentu (kurs forward) pada tanggal tertentu di masa depan.
12. Mata uang fungsional, mata uang utama yang digunakan oleh suatau perusahaan dalam menjalankan kegiatan usaha, dan dalam menghasilkan atau menggunakan kasnya.
13. Kurs histories, kurs nilai tukar mata uang asing yang digunakan pada saat suatu aktiva atau kewajiban dalam mata uang asing dibeli atau terjadi.
14. Mata uang local, mata uang suatu Negara tertentu yang digunakan; mata uang pelaporan yang digunakan oleh suatu operasi domestic atau luar negeri.
15. Pos-pos moneter, kewajiban untuk membayar atau hak untuk menerima sejumlah unit mata uang dalam nilai yang tetap di masa depan.
16. Mata uang pelaporan, mata uang yang digunakan perusahaan dalam menyusun laporan keuangan.
17. Tanggal penyelesaian, tanggal saat suatu utang dibayarkan oleh suatu piutang tertagih.
18. Kurs spot, nilai tukar untuk pertukaran mata uang dalam waktu segera.
19. Tanggal transaksi, tanggal saat suatu transaksi dicatat dalam catatan akuntansi perusahaan pelapor.
20. Penyesuaian translasi, penyesuaian yang timbul dari proses translasi laporan keuangan dari mata uang fungsional suatu perusahaan menjadi mata uang pelaporannya.
21. Unit pengukuran, mata uang yang digunakan untuk mengukur aktiva, kewajiban, pendapatan dan beban.
PERBEDAAN KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN TRANSLASI MATA UANG ASING
Jika sudut pandang mata uang local yang digunakan ( sudut pandang perusahaan local), masuknya penyesuaian translasi dalam laba berjalan tidak perlu dilakukan. Memasukkan keuntungan dan kerugian translasi dalam laba akan mendistorsikan hubungan keuangan yang asli dan dapat menyesatkan para pengguna informasi tersebut. Keuntungan atau kerugian translasi harus diperlakukan dari sudut pandang mata uang local sebagai penyesuaian terhadap ekuitas pemilik. Jika mata uang pelaporan induk perusahaan merupakan unit pengukuran laporan keuangan yang ditranslasikan ( sudut pandang induk perusahaan ), sangat disarankan untuk mengakui keuntungan atau kerugian translasi laba sesegera mungkin. Sudut pandang induk perusahaan melihat anak perusahaan luar negeri sebagai perluasan dari induk perusahaannya. Keuntungan dan kerugian translasi mencerminkan kenaikan atau penurunan ekuitas investasi asing dalam mata uang domestic dan harus diakui.
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN TRANSLASI MATA UANG ASING
1. Penagguhan Perubahan nilai ekuivalen mata uang domestic dari aktiva bersih anak perusahaan luar negeri tidak direalisasikan dan tidak berpengaruh terhadap arus kas mata uang local yang dihasilkan dari entitas asing. Penyesuaian translasi harus diakumulasikan secara terpisah sebagai bagian dari ekuitas konsolidasi.
2. Pengangguhan dan Amortisasi Penangguhan keuntungan atau kerugian translasi dan melakukan amortisasi penyesuaian ini selama masa manfaat pos-pos neraca terkait, terutama yang terkait dengan utang akan ditangguha=kandan diamortisasi selama umur aktiva tetap terkait, yaitu dibebankan terhadap laba dengan cara yang sama dengan beban depresiasi atau ditangguhkan dan diamortisasi selama sisa masa pinjaman sebagai penyesuaian terhadap beban bunga.
3. Penangguhan parsial Keuntungan dan kerugian translasi adalah dengan mengakui kerugian sesegera mungkin setelah terjadi, tetapi mengakui keuntungan hanya setelah direalisasikan, hal ini semata-mata hanya karena merupakan keuntungan, tetap mengabaikan terjadinya perubahan kurs.
4. Tidak ditangguhkan Mengakui keuntungan dan kerugian translasi dalam laporan laba rugi sesegera mungkin. Namun, memasukkan keuntungan dan kerugian translasi dalam laba tahun berjalan akan memperkenalkan elemen acak ke dalam laba sehingga dapat menghasilkan fluktuasi laba yang sangat signifikan apabila terjadi perubahan kurs nilai tukar. Keuntungan dan kerugian translasi ini mencerminkan kenaikan atau penurunan ekuitas investasi dalam mata uang domestic dan harus diakui.
PENGARUH METODE TRANSLASI MATA UANG ASING TERHADAP LAPORAN KEUANGAN
Walaupun sebagian besar isu teknis dalam akuntansi cenderung terpecahkan dengan sendirinya sejalan dengan berlalunya waktu, translasi valuta asing terrnyata merupakan suatu pengecualian. Bahwa tren ini akan terus berlanjut didukung oleh perkembangan- perkembangan seperti runtuhnya dominasi mata uang dolar, pergerakan nilai mata uang yang disetujui oleh pemerintah, dan globalisasi pasar-pasar modal dunia, yang telah meningkatkan pentingnya pelaporan dan pengungkapan keuangan. Perkembangan-perkembangan seperti ini telah berperan besar meningkatkan ketertarikan eksekutif-eksekutif keuangan, akuntan, dan komunitas keuangan pada pentingnya dan konsekuensi-konsekuensi ekonomi dari translasi valuta asing. Mari kita lihat hakekat dan perkembangan dari teki-teki akuntansi intemasional ini.
EVALUASI DAN PEMILIHAN METODE TRANSLASI MATA UANG ASING
Berdasarkan metode temporal, pos-pos moneter seperti kas, piutang, dan utang ditranslasikan berdasarkan kurs kini. Pos-pos moneter ditranslasikan dengan kurs yang mempertahankan dasar pengukuran pada awalnya. Secara khusus, aktiva yang nilainya dalam laporan mata uang asing sebesar biaya histories, ditranslasikan berdasarkan kurs histories. Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan biaya histories dalam mata uang asing yang ditranslasikan dengan kurs nilai tukar histories menghasilkan biaya histories dalam mata uang domestik. Keempat metode yang dibahas pada satu waktu pernah digunakan di Amerika Serikat dan dapat ditemukan hingga hari ini di berbagai Negara. Secara umum, metode ini menimbulkan hasil translasi mata uang asing yang cukup berbeda. Ketiga metode yang pertama (metode kurs kini, metode kini-non-kini, dan metode moneter-non-moneter) digunakan dalam mengidentifikasikan aktiva dan kewajiban manakah yang beresiko atau dapat dilindungi dari resiko mata uang asing. Kemudian, metode translasi diterapkan secara konsisten dengan memperhatikan perbedaan tersebut.
HUBUNGAN TRANSLASI MATA UANG ASING DENGAN INFLASI
Penggunaan kurs kini untuk mentranslasikan biaya perolehan aktiva non- moneter yang berlokasi di lingkungan berinflasi pada akhirnya akan menimbulkan nilai ekuivalen dalam mata uang domestic yang jauh lebih rendah dari pada dasar pengukuran awalnya. Pada saat yang bersamaan, laba yang ditranslasikan akan jauh lebih besar sehubungan dengan beban depresisasi yang juga lebih rendah. Hasil translasi seperti itu dengan mudah dapat lebih menyesatkan pembaca ketika memberikan informasi kepada pembaca. Penilaian dolar yang lebih rendah biasanya merendahkan kekuatan laba akutal dari aktiva luar negeri yang didukung oleh inflasi lokal dan rasio pengembalian atas investasi yang terpengaruh inflasi di suatu operasi luar negeri dapat menciptakan harapan yang palsu atas keuntungan masa depan. FASB menolak penyesuaian inflasi sebelum proses translasi, karena penyesuaian tersebut tidak konsisten dengan kerangka dasar penilaian biaya historis yang digunakan dalam laporan keuangan dasar di AS. Sebagai solusi FAS No 52 mewajibkan penggunaan dolar AS sebagai mata uang fungsional untuk operasi luar negeri yang berdomisili dilingkungan dengan hiperinflasi. Prosedur ini akan mempertahankan nilai konstan ekuivalen dolar aktiva dalam mata uang asing, karena aktiva tersebut akan ditranslasikan menurut kurs historis. Pembebanan kerugian translasi atas aktiva
tetap dalam mata uang asing terhadap ekuitas pemegang saham akan menimbulkan pengaruh yang signifikan terhadap rasio keuangan. Masalah translasi mata uang asing tidak dapat dipisahkan dari masalah akuntansi untuk inflasi asing.
Sumber:
x

Tidak ada komentar:

Posting Komentar